Polres Bandara Soekarno-Hatta menemukan 8 anak laki-laki di bawah umur menjadi korban dalam peredaran video clip pornografi jaringan internasional ini. Dalam video yang dijualbelikan melalui akun media sosial Telegram ini mereka menjadi obyek pelampiasan seksual orang dewasa.
Adapun korban pelecehan siswa kelas two SD ini, kata Iptu Sri sudah mendapat pendampingan psikologi dan pekerja sosial (peskos). “Untuk korban juga sudah kami berikan pendampingan dan layanan psikologi dan peskos berikut pemulihan,” ucap Iptu Sri.
Mereka kemudian menjebak pelaku dengan berpura-pura ingin menyewa jasa TP, sehingga akhirnya korban dan pelaku ditemukan di sebuah kos di wilayah Bandung.
Penantian 32 tahun korban pemerkosaan beramai-ramai di India mencari keadilan – 'Tangis saya pecah bila teringat satu momen yang menghancurkan hidup saya selamanya'
Salah satu pelaku lalu menghubungi temannya yang lain. Ia mengajak untuk melakukan perbuatan asusila dengan korban. Berdasarkan informasi yang dihimpun, para pelaku membayar korban sekitar Rp 300 ribu.
"Ini masih dialami, belum ada bukti pendukungnya. Sama dengan penerimaan uang Rp15 juta itu kepada tersangka belum ada bukti pendukungnya," ujar Ade.
Polda Metro Jaya melakukan sejumlah langkah untuk memulihkan psikologi atau trauma psikis terhadap korban anak terkait tindak pidana kasus perekaman dan penyebaran online video asusila oleh here ibunya sendiri berinisial R (22).
Salah satu orang tua di Inggris yang kami ajak bicara, mengatakan putrinya yang berusia delapan tahun hampir dipaksa melakukan aktivitas seksual dengan pria yang lebih tua di situs World-wide-web itu.
Awal kisahnya pun diwarnai kekerasan seksual sang pacar, seorang pemuda sekampung yang umurnya tiga tahun lebih tua. Si pacar melakukan berbagai tipu daya untuk memaksanya melakukan hubungan seks.
Keterangan gambar, Child security charities say Omegle is being used by groomers to collect baby abuse substance
Polisi sejauh ini telah menangkap tiga orang tersangka dan masih memburu 17 orang lainnya yang diduga terlibat kasus ini.
Dia mengatakan kepada BBC: "Putri saya telah melihat beberapa video clip menjadi viral di TikTok tentang orang-orang yang ada di Omegle ini, jadi dia menjelajahi situs ini dan tidak ada log-in atau batasan usia atau apa pun.
Cathal Delaney dari Europol mengatakan kepada BBC: "Anak-anak lebih rentan, mereka terisolasi, mereka tidak diawasi secara on the web dengan baik dan mereka menghabiskan lebih banyak waktu on the web selama periode ini dibanding sebelumnya.
'Saya ingin dia rasakan hilang masa depan seperti saya', anak korban perkosaan bicara tentang pelaku yang dua tahun masih buron